Andrea Story

"Jika cinta mengajakmu, ikutilah dia meskipun jalannya sulit dan curam. Dan ketika sayap-sayapnya merangkulmu menyerahlah padanya, meskipun pedang yang tersalip diantara ujung-ujung sayap mungkin melukaimu".
( Khalil  Ghiban )

Siang  hari yang sangat panas, matahari dengan semangatnya memancarkan sinarnya. Andrea, hanya di kamarnya. Beberapa minggu ini ia jarang untuk keluar rumah tak ada kegiatan yang mengisi waktu luang saat liburannya. Kegiatannya hanya itu-itu saja, bangun tidur, makan, nonton televisi, lalu setelah bosan masuk kamar.

Kumbang

Aku tak akan pernah tau kapan mawar itu datang padaku
Mungkin esok, mungkin lusa atau tak sama sekali untukku
Aku sadar tak kan pantas mendapat mawar itu
Karna aku sadar, aku hanya ulat yang membuatnya layu

     Tak seperti kumbang yang selalu membuatmu bahagia 
     Andai aku dapat bertemu kumbang itu
     Ingin aku sampaikan satu hal yang tak akan prnah kau tau
     kumbang, jaga mawar untukku 
     Aku sayang dia
     Buat mawar selalu tersenyum
     Karena aku pasti akan merindukan
Senyum manis dari bibir indahnya

..."Ina Syukriyah"...

Sakura

Aku di ujung jalan ini menunggumu...
Di antara siang dan malam...
Menantikan sosokmu yang tlah lama hilang pergi dengan yang lain...
Aku berusaha dan terus berusaha mengulang kenangan kita yang ku temukan kembali...
Mengingatkan aku pada goresan-goresan luka yang kau ciptakan...
Semakin aku mengingat luka itu, semakin membuat aku dewasa...
Walaupun aku selalu berfikir...
Kenapa aku di cintai walau pada akhirnya aku harus di tersakiti ?.
Kenapa harus ada kata sayang walua pada akhirnya saling meninggalkan ?..
Kenapa harus dia walau aku yang selalu ada di sini untukmu ?..
Aku berusaha setia walaupun luka itu dimana-mana
Aku berusaha mengalah walau aku selalu kalah
Aku selalu berusaha mencintai walau pada akhirnya aku tersakiti...

..."Ina Syukriyah"...

Wedding Story

“Karena aku sudah janji pada keluargaku dan keluarganya aku tak kan pernah mengecewakan mereka, mereka menungguku aku takut mengecewakan mereka “ kata Farid, matanya memandang lurus ke depan tanpa melihat seseorang di sampingnya.
“ Apakah kamu tega meninggalkan sahabat baikku yang selama ini menunggumu ?’’. pertanyaan  Yusuf semakin memojokkan Farid.
Farid menghela nafas panjang-panjang sebelum menjawab pertanyaan Yusuf. “ Yus, aku disini bertujuan untuk mengaji mengabdi ilmu pada kyai Hasan bukan untuk memilih wanita untukku pinang lagi pula umurku masih terlalu muda untuk mamikirkan hal itu.’’ Ia melihat Yusuf yang berbaring di sampingnnya.
“ Baiklah, aku tak berhak mengurusi masalahmu kawan aku berharap semua pilihanmu adalah yang terbaik untukmu kedepannya. “ akhirnya Yusuf memilih mengalah. “ ngomong-ngomong apa isi surat yang di berikan sarah kepadamu pagi tadi ?.’’ Tanya Yusuf menggoda Farid dengan rasa penasarannya.